Perjuangan Muhammad Ali Lawan Parkinson Selama 32 Tahun
6/08/2016
Mantan juara dunia tinju Muhammad Ali telah mengidap Parkinson
sejak 32 tahun lalu. Dokter menganggap, Ali merupakan salah satu orang
yang kuat memerangi kondisi penyakitnya. Pukulan berulang ke bagian
kepala semasa dia masih tenar bisa menyebabkan cedera otak serius yang
ia alami.
Mayoritas kasus penyakit Parkinson memang
muncul tanpa alasan yang diketahui, walaupun beberapa pasien selama
perang dunia pertama dianggap memiliki infeksi virus.
Ali mulai menunjukkan gejala penyakit parkinson tak
lama setelah pensiun dari ring tinju pada 1981. Tapi kondisinya tidak
terdiagnosis sampai tiga tahun kemudian. Awalnya dia kerap
mengalami tremor, pidatonya melantur, dan gerakan tubuhnya menjadi
lambat.
Kondisinya berangsur memburuk, hingga dia memiliki masalah lain seperti sulit tidur dan depresi.
Istri Ali, Lonnie Ali pernah bertutur bagaimana keseharian suaminya pasca-didiagnosis parkinson. Dia menghabiskan hari-harinya menonton wawancara TV terkenal dan menyaksikan kembali pertarungan lamanya.
"Dia sangat menikmati tayangan pertempurannya itu. Menonton
pertarungan itu seolah membawanya ke momen bersejarah--dan melihat
saingannya ketika itu, Joe Frazier," kata Lonnie.
Hal lain yang paling Ali cintai adalah menonton pertarungan dirinya
di YouTube. "Saat melihat dirinya begitu kuat, seolah-olah dia belum
pernah melihatnya. Dia juga kadang terkejut dan geli melihat
wawancaranya di TV."
"Satu waktu di Michigan, dia pernah menonton dirinya dan berkata, 'aku dulu gila ya', saya jawab 'iya'," ujar Lonnie.
Bagi Muhammad Ali, penyakit parkinson yang
ia derita cukup membuat matanya terbuka. Sejak itu dia jauh dari
sorotan publik. Namun dia bersyukur bisa lebih dekat dengan anak dan
keluarganya.
Hanya saja, Lorna menyesalkan dirinya karena sering membatasi Ali
dari kesenangan masa lalunya. "Dia selalu ingin menunjukkan pada dunia,
seperti apa itu Islam. Orang-orang muda yang mengaku jihad di ISIS atau
mereka yang melakukan serangan mematikan itu salah," ujarnya dalam
wawancara kepada the Times.
"Saya ingat persis, semasa remaja, Ali pernah mengatakan, dia ingin menjadi seseorang yang memiliki pengaruh besar saat dewasa. Namun penyakit Parkinson telah mengubah hidupnya. Meski begitu, Ali
tidak pernah berubah. Dia masih menjadi orang yang positif dan terus
menjadi inspirasi hidup bagi banyak orang di seluruh dunia," ujar Lorna.
Setelah berpuluh tahun lamanya berjuang melawan penyakit parkinson, legenda tinju Muhammad Ali
meninggal dunia di usianya yang ke-74 tahun pada Jumat waktu setempat
di Rumah Sakit Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Dia akan disemayamkan
di kota kelahirannya, Louisville, Kentucky, Amerika.
0 Comments
Catatan : Berikan komentar sewajarnya, cermin seseorang dapat dilihat dari ucapannya.