Penemu Sungai Dalam Laut Akhirnya Masuk Islam
7/29/2010
Jika Anda termasuk orang yang gemar
menonton acara TV 'Discovery Chanel', pasti mengenal sosok Mr. Jacques
Yves Costeau. Ia adalah seorang ahli oceanografer dan ahli selam
terkemuka asal Prancis.
Orang tua berambut putih ini sepanjang
hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan
membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton
oleh seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan
eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Jacques Yves Costeau menemukan
beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap rasanya karena
tidak bercampur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Seolah-olah
ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu membuat bingung Mr.
Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air
tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir,
jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam.
Waktu pun terus berlalu setelah kejadian
tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan
tentang fenomena ganjil tersebut. Sampai pada suatu hari ia bertemu
dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena
ganjil itu.
Profesor itu teringat pada ayat Alquran
tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering
diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laayabghiyaan…” Artinya: “Dia
membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”
Kemudian dibacakan pula surat Al Furqan ayat 53, yang berbunyi: “Dan
Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar
lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al-Furqan: 53)
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir,
ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan
sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar
dari sungai dan air asin dari laut.
Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” Artinya, “Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar
ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban
pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Ia pun
berpikir, Alquran ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad
ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk
mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.
Benar-benar suatu mukjizat, berita
tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad
20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci
yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar.
Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
5 Comments
wah...mantap sob artikelnya.blog km SIPP...!!!
BalasHapus@ sofilmendo :trimasaksih sob .... ;) ... salam blogger ya ..
BalasHapuscongcot pingin liat kesana
BalasHapusAlhamdulillah, mereka telah dibuka hatinya dengan melihat kekuasaan Allah secara langsung
BalasHapussubhanallah.... :51 great post bro...
BalasHapusCatatan : Berikan komentar sewajarnya, cermin seseorang dapat dilihat dari ucapannya.