Gempa Dahsyat Tewaskan 200 Ribu Orang di Haiti
1/29/2010
Liputan6.com, Jakarta -  Hari ini di tahun pada 2010, Haiti diguncang gempa. Kekuatannya 'hanya'  7,0 skala Ritcher (SR), namun akibatnya sungguh luar biasa. Lindu itu  bertanggung jawab atas kematian lebih dari 200 ribu jiwa, sementara 1,5  juta korban gempa yang selamat kehilangan tempat bernaung.
Guncangan hebat yang berlangsung pukul 04.30, berpusat di 15 mil dari  Ibukota Port-au-Prince -- kota dengan populasi paling padat di Haiti.  Sekitar 70 persen bangunan rata dengan tanah, nyaris tak ada yang bisa  dijadikan tempat mengungsi. Bahkan istana Presiden ikut rubuh. Demikian  dilansir dari situs History, Senin (12/1/2015).
Setelah  gempa, masalah lain pun muncul. Ribuan jasad korban tergeletak di  jalanan. Tak ada tenaga dan daya tersisa untuk mengidentifikasi dan  menguburkan mereka secara layak. Pemerintah setempat pun memutuskan  mengubur jenazah yang tidak bisa teridentifikasi di kuburan masal.
Melihat  kejadian ini, komunitas internasional segera mengulurkan bantuannya.  Amerika Serikat (AS) mengirim ribuan tentaranya untuk melakukan upaya  SAR. Sejumlah negara lain tak ragu menyumbangkan dana untuk membantu  Haiti bangkit dari keterpurukannya.
Belakangan, para ilmuwan menemukan sesuatu yang tak disangka-sangka. Gempa Haiti ternyata disebabkan oleh patahan (fault) yang belum pernah dipetakan. Bukan patahan Enriquillo -- seperti yang dikira sebelumnya. 
Tak  hanya di bidang geologi, gempa Haiti menjadi pelajaran berharga tentang  kesiapsiagaan menghadapi bencana, termasuk kekuatan struktur bangunan. 
Empat  tahun setelah gempa Haiti, pada Selasa 1 April 2014, rakyat Chile  panik. Bumi yang mereka pijak berguncang hebat oleh lindu dengan  kekuatan 8,2 SR. 
Meski mengalami bencana sehebat itu, 'hanya' 6  orang yang tewas. Aparat menyebut, 4 dari mereka meninggal gara-gara  longsor yang dipicu gempa, listrik yang mati, dan kena serangan jantung  gara-gara mendengar soal tsunami. Dua lainnya akibat tertabrak.
Mengapa  korban jiwa di Chile relatif sedikit? Jawabannya, negara itu menerapkan  standar bangunan yang ketat. Rumah-rumah, gedung, dan infrastruktur  lain tak mudah ambrol akibat guncangan. Tak ada dana pembangunan yang  dikorupsi! 
"Dua kejadian tersebut adalah contoh sempurna dari  perbedaan aturan pembangunan dan penegakkannya di 2 lokasi berbeda,"  kata John Bellini, ahli geofisika dari USGS . "Aturan dalam membangun  memainkan peran penting untuk menentukan sejauh mana kerusakan dan  kehancuran akibat gempa, juga jumlah korban." 
Di tanggal yang  sama tahun 1916, Mantan Perdana Menteri (PM) Afrika Selatan Pieter  Willem Botha, lahir ke dunia. Botha merupakan tokoh yang sangat  kontroversial. Pasalnya, PM Afsel ke-9 itu adalah pendukung utama  politik Apartheid.
Selain dua peristiwa itu, masih ditanggal  serupa namun berlangsung di tahun 1528, Raja Gustav 1 resmi ditahbiskan  jadi Raja Swedia.  Gustav I memerintah Kerajaan Swedia dari 1523-1560.  (Ein)
 
 
4 Comments
Semoga rakyat Haiti bisa segera pulih pasca gempa.
BalasHapusmari kita bntu dgn doa.....
BalasHapuslebih parah dari tsunami ya.. innalillah
BalasHapusTiap hari ada aja berita mengenai Haiti di CNN..ngeri ngeliatnya...
BalasHapusCatatan : Berikan komentar sewajarnya, cermin seseorang dapat dilihat dari ucapannya.