Saat Muhammad Ali Traktir Sarapan 100 Warga Jakarta

6/08/2016


Mendiang Muhammad Ali adalah legenda bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Ali beberapa kali pernah bertandang ke Indonesia, bahkan bertanding di Jakarta.

Tahun 1973, sebanyak 25 ribu orang menyaksikan pertandingan antara Muhammad Ali dan juara tinju kelas berat asal Belanda, Rudi Lubbers. Tiket termahal Rp27,5 dan termurah Rp1,00 habis terjual.

Ali dikagumi tidak hanya sebagai petinju yang tangguh, tapi pribadi yang peduli pada sesama. Ali juga beberapa kali ke Indonesia untuk tujuan kemanusiaan.

Ada peristiwa menarik dalam kunjungannya ke Jakarta dalam misi kemanusiaan bersama lembaga Global Village Champions Foundation di tahun 1990-an. Seperti dituturkan oleh Direktur Media Sosial yayasan tersebut, Jackie Bigford, dalam sebuah blog tahun 2012, Muhammad Ali memperlihatkan sisi kedermawanannya di Jakarta.

Pada suatu pagi, sekitar pukul tujuh pagi, Ali ingin sarapan di McDonald's yang terletak tidak jauh dari tempatnya menginap, Hotel Hilton. Tidak disebutkan restoran McDonald's mana yang dimaksud, namun kemungkinan besar adalah gerai di Sarinah.

Kedatangan Ali ke restoran cepat saji itu langsung menarik perhatian. Saat itu, Ali bersama dengan pendiri yayasan Global Village, Yank Barry, dan beberapa orang kawan lainnya. Tidak berapa lama, kerumunan orang sudah menyemut di sekitar Ali dan Yank.

"Itu jalanan yang sangat sibuk dan seorang pria keluar dari mobilnya, meninggalkannya begitu saja di jalan dan mulai mengikuti Muhammad dengan kerumunan lainnya. Saat tiba di McDonald's, sudah ada massa," tulis Bigford.

Ali memesan sarapan dan bertanya pada Yank, "apa yang kami mau?". Yank dan kawan-kawannya akhirnya memesan sama seperti yang Ali pesan. Kemudian Ali bertanya pada Yank: "Apakah kau bawa uang banyak?". Yank menjawab "iya".

Tidak dinyana, kemudian Ali berteriak kepada kerumunan yang sedari tadi mengikutinya: "Sarapan untuk semua". Ali menraktir semua orang yang ada di situ, sekitar 100 orang.

Tagihan untuk semua makanan itu lebih dari US$180 dan Yank hanya membawa US$130. Di tahun itu, belum ada mesin debit dan ATM. Gerai McD juga tidak menerima kartu kredit seperti sekarang. Yank kelimpungan.

"Yank harus mencari bank dan menarik uang US$50 untuk membayar tagihan. Sementara itu, massa di restoran gembira bisa sarapan dengan 'Yang Terhebat'," tulis Bigford lagi.

Nama besar Ali digunakan oleh yayasan World Village untuk menggalang dana untuk pengentasan kelaparan di dunia. Menurut Bigford, melalui yayasan tersebut Ali telah membagikan 550 juta makanan untuk orang yang kelaparan.

Muhammad Ali meninggal dunia pada Jumat (3/6) setelah sebelumnya dirawat akibat gangguan pernafasan. Rencananya dia akan dimakamkan Jumat mendatang di kampung halamannya, Louisville.

0 Comments

Catatan : Berikan komentar sewajarnya, cermin seseorang dapat dilihat dari ucapannya.