Tragedi Bom Mega Kuningan 17 Juli 2009
7/19/2009
Tidak ada yang menyangka bakal ada bom yang meledak di hotel berbintang
Ritz Carlton dan JW Marriot di kompleks Mega Kuningan, Jakarta, Jumat,
17 Juli satu tahun silam. Alhasil, banyak agenda publik yang dibatalkan.
Ya, pada Jumat naas itu, dua buah bom meledak di Mega Kuningan. Pelakunya diduga dari jaringan teroris Noordin M Top.
Hal ini cukup mengejutkan, mengingat dua bom tersebut diledakkan di hotel yang akan digunakan untuk menginap skuad Manchester United yang melakukan lawatan ke Asia. Bahkan skuad Setan Merah memiliki agenda untuk bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno menghadapi tim Indonesia All-Star.
Sayangnya, hal itu tak terjadi. Dua buah bom keburu meledak di tempat menginap mereka. Untungnya, klub terbaik Eropa Manchester United belum tiba dan menginap di salah satu hotel tersebut. Sedangkan tim Merah-Putih sedang menjalani latihan pagi, sehingga terhindar dari ledakan dan menjadi korban.
Beberapa minggu kemudian, tersiar kabar jika pemimpin jaringan teroris yang diduga meledakkan dua hotel tersebut terbunuh di Temanggung. Fakta terbaru menyebutkan jika yang terbunuh bukan pemimpin, melainkan hanya tangan kanannya. Pemimpinnya sendiri baru terbunuh sebulan kemudian di Solo.
Ada pun kronologi kejadian bisa disebut bermula dari pengumuman Manchester United yang menyatakan akan datang ke Indonesia pada awal tahun 2009. Pada 14 Januari 2009, United dalam laman resminya merilis rencana untuk mengadakan tur ke Asia, termasuk ke Indonesia dan akan melangsungkan laga ujicoba melawan Indonesia Selection pada 24 Juli.
Sejak itu, persiapan pun dilakukan, mulai dari menggelar poling untuk pemain yang akan menghadapi United, penunjukan rekanan oleh PSSI hingga penyiapan infrastruktur pertandingan. Hampir semuanya berjalan mulusu sebelum akhirnya terjadi peristiwa mengejutkan pada 17 Juli 2009.
Pada pukul 7.44 di hotel JW Marriot, tempat anggota tim United seharusnya menginap, digemparkan oleh ledakan dahsyat dari arah lobi. Dua menit berselang, kembali terjadi ledakan hebat dan kali ini terjadi di hotel Rits Carlton. Korban pun berjatuhan dan kepanikan terjadi. Petugas yang berwenang pun mulai menjalankan tugasnya, disusul kemudian pernyataan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi situasi terkait.
Tak pelak efek domino pun terjadi. Timnas Indonesia pun menyatakan keprihatinan atas kejadian ini sebelum kemudian muncul pemberitahuan dari kubu United jika mereka membatalkan kunjungan ke Indonesia karena pertimbangan keamanan.
Namun ada kabar gembira muncul terkait kondisi para pemain Indonesia. Mereka dinyatakan selamat dan tak menjadi korban sama sekali dalam insiden tersebut. Hal ini mungkin terjadi setelah Boaz Solossa dkk memutuskan untuk berangkat lebih awal ke tempat latihan, melewatkan agenda sarapan pagi untuk menghindari kemacetan di ibukota. Meski begitu, para pemain tidak bisa mengambil barang-barang mereka yang masih di hotel mengingat TKP diisolasi untuk sementara waktu.
Kejadian ini juga ikut memicu kericuhan dalam hal distribusi tiket pertandingan. Karena pertandingan dipastikan batal, otomatis tiket harus dikembalikan ke pembeli. LOC yang bertanggung jawab seputar distribusi tiket pun kelimpungan. Selama beberapa waktu, masalah tiket menjadi hal serius yang diperdebatkan, selain masalah aksi terorisme itu sendiri tentunya.
Dua hari pasca peristiwa bom Mega Kuningan, skuad Indonesia Selection dibubarkan tanpa adanya kejelasan. Besoknya juga diumumkan jika United tetap mendapat keuntungan meski tidak bertanding di Indonesia, di mana match fee menjadi milik mereka.
Atas insiden ini, sejumlah wacana muncul. Pelaku peledakan disebut mengincar United sebagai target utama mereka. Namun ada sejumlah pihak yang menyanggahnya, karena peledakan dilakukan sebelum United datang, setidaknya demikian menurut koordinator keamanan untuk panitia lokal di Indonesia, Nugroho Setiawan.
Apa pun itu, Kepolisian Republik Indonesia terus melakukan pencarian terkait mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa pengeboman ini. Dari semua data dan fakta yang didapat, kepolisian mengklaim jika Noordin M Top menjadi dalang aksi tersebut. Pengejaran pun dilakukan.
Pada 8 Agustus 2009, Densus 88 menggerebek sebuah rumah di Temanggung, Jawa Tengah. Diduga, Noordin M Top bersama komplotannya berada di rumah tersebut. Pengepungan pun dilakukan selama lebih dari 12 jam sebelum akhirnya orang yang diduga Noordin tewas ditembak.
Namun, setelah melakukan tes DNA, orang tersebut bukanlah Noordin M Top, melainkan Ibrahim, kaki tangan Noordin yang juga menjadi otak peledakan di hotel JW Marriot dan Rits Carlton di kompleks Mega Kuningan.
Baru pada 16 September 2009 Noordin M Top kembali dikabarkan terkepung. Kali ini, ia terperangkap di Solo. Setelah mendapat informasi dari kaki tangan Noordin, Densus 88 menggerebek sebuah rumah dan yang bersangkutan kabarnya berhasil dilumpuhkan dan ditembak mati.
Ya, pada Jumat naas itu, dua buah bom meledak di Mega Kuningan. Pelakunya diduga dari jaringan teroris Noordin M Top.
Hal ini cukup mengejutkan, mengingat dua bom tersebut diledakkan di hotel yang akan digunakan untuk menginap skuad Manchester United yang melakukan lawatan ke Asia. Bahkan skuad Setan Merah memiliki agenda untuk bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno menghadapi tim Indonesia All-Star.
Sayangnya, hal itu tak terjadi. Dua buah bom keburu meledak di tempat menginap mereka. Untungnya, klub terbaik Eropa Manchester United belum tiba dan menginap di salah satu hotel tersebut. Sedangkan tim Merah-Putih sedang menjalani latihan pagi, sehingga terhindar dari ledakan dan menjadi korban.
Beberapa minggu kemudian, tersiar kabar jika pemimpin jaringan teroris yang diduga meledakkan dua hotel tersebut terbunuh di Temanggung. Fakta terbaru menyebutkan jika yang terbunuh bukan pemimpin, melainkan hanya tangan kanannya. Pemimpinnya sendiri baru terbunuh sebulan kemudian di Solo.
Ada pun kronologi kejadian bisa disebut bermula dari pengumuman Manchester United yang menyatakan akan datang ke Indonesia pada awal tahun 2009. Pada 14 Januari 2009, United dalam laman resminya merilis rencana untuk mengadakan tur ke Asia, termasuk ke Indonesia dan akan melangsungkan laga ujicoba melawan Indonesia Selection pada 24 Juli.
Sejak itu, persiapan pun dilakukan, mulai dari menggelar poling untuk pemain yang akan menghadapi United, penunjukan rekanan oleh PSSI hingga penyiapan infrastruktur pertandingan. Hampir semuanya berjalan mulusu sebelum akhirnya terjadi peristiwa mengejutkan pada 17 Juli 2009.
Pada pukul 7.44 di hotel JW Marriot, tempat anggota tim United seharusnya menginap, digemparkan oleh ledakan dahsyat dari arah lobi. Dua menit berselang, kembali terjadi ledakan hebat dan kali ini terjadi di hotel Rits Carlton. Korban pun berjatuhan dan kepanikan terjadi. Petugas yang berwenang pun mulai menjalankan tugasnya, disusul kemudian pernyataan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi situasi terkait.
Tak pelak efek domino pun terjadi. Timnas Indonesia pun menyatakan keprihatinan atas kejadian ini sebelum kemudian muncul pemberitahuan dari kubu United jika mereka membatalkan kunjungan ke Indonesia karena pertimbangan keamanan.
Namun ada kabar gembira muncul terkait kondisi para pemain Indonesia. Mereka dinyatakan selamat dan tak menjadi korban sama sekali dalam insiden tersebut. Hal ini mungkin terjadi setelah Boaz Solossa dkk memutuskan untuk berangkat lebih awal ke tempat latihan, melewatkan agenda sarapan pagi untuk menghindari kemacetan di ibukota. Meski begitu, para pemain tidak bisa mengambil barang-barang mereka yang masih di hotel mengingat TKP diisolasi untuk sementara waktu.
Kejadian ini juga ikut memicu kericuhan dalam hal distribusi tiket pertandingan. Karena pertandingan dipastikan batal, otomatis tiket harus dikembalikan ke pembeli. LOC yang bertanggung jawab seputar distribusi tiket pun kelimpungan. Selama beberapa waktu, masalah tiket menjadi hal serius yang diperdebatkan, selain masalah aksi terorisme itu sendiri tentunya.
Dua hari pasca peristiwa bom Mega Kuningan, skuad Indonesia Selection dibubarkan tanpa adanya kejelasan. Besoknya juga diumumkan jika United tetap mendapat keuntungan meski tidak bertanding di Indonesia, di mana match fee menjadi milik mereka.
Atas insiden ini, sejumlah wacana muncul. Pelaku peledakan disebut mengincar United sebagai target utama mereka. Namun ada sejumlah pihak yang menyanggahnya, karena peledakan dilakukan sebelum United datang, setidaknya demikian menurut koordinator keamanan untuk panitia lokal di Indonesia, Nugroho Setiawan.
Apa pun itu, Kepolisian Republik Indonesia terus melakukan pencarian terkait mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa pengeboman ini. Dari semua data dan fakta yang didapat, kepolisian mengklaim jika Noordin M Top menjadi dalang aksi tersebut. Pengejaran pun dilakukan.
Pada 8 Agustus 2009, Densus 88 menggerebek sebuah rumah di Temanggung, Jawa Tengah. Diduga, Noordin M Top bersama komplotannya berada di rumah tersebut. Pengepungan pun dilakukan selama lebih dari 12 jam sebelum akhirnya orang yang diduga Noordin tewas ditembak.
Namun, setelah melakukan tes DNA, orang tersebut bukanlah Noordin M Top, melainkan Ibrahim, kaki tangan Noordin yang juga menjadi otak peledakan di hotel JW Marriot dan Rits Carlton di kompleks Mega Kuningan.
Baru pada 16 September 2009 Noordin M Top kembali dikabarkan terkepung. Kali ini, ia terperangkap di Solo. Setelah mendapat informasi dari kaki tangan Noordin, Densus 88 menggerebek sebuah rumah dan yang bersangkutan kabarnya berhasil dilumpuhkan dan ditembak mati.
11 Comments
bagus nih informasinya
BalasHapussiapa tuuh sbenarnya dalang semua ini
BalasHapusnice bro... :)
BalasHapusya kalau memang di kait2kan ya bisa aja, semua bisa berkaitan tergantung dari sudut mana mereka memandang masalahnya bos dari olah raga jg bisa dari bisnis juga bisa tapi yang jelas orang ini pasti sudah tidak cinta ama keluarga bangsa agama dan negaranya sendiri di salah memandang aja jd gelap deh mata hatinya bos gitu komentar saya sebenarnya mau tulis panjang2 tapi takut kena UU IT sobat
BalasHapusKata mama Laurent memang ada kaitannya dgn
BalasHapuspemilu
Konon katanya yg melakukan pihak yg tdk
menginginkan SBY naik lagi...
Boleh percaya boleh tidak...
Ku hanya bisa turut prihatin dgn keadaan
Indonesia saat ini....
Mau damai az ko susuaaaaaahhhhhh banget...
DIARY OSI
nih, juga mau posting.... hehehe :D
BalasHapusIndonesia kembali menangis...
BalasHapusSemoga ke depan kita lebih siap dan kejadian tragis ini tidak kembali terulang...Amin,,,
Hehm,, yang jelas jgn terpancing fitnah antar golongan apa lagi kita sbg umat muslim,, jgn sampe terpecah belah dan di manfaatkan oleh pihak2 yang ingin menghancurkan bangsa ini,,
BalasHapusKeep Spirit Indonesia,,
Merdeka !!!
Moga-moga cepet tertangkap pelaku pengebomannya....!!!
BalasHapusIklan Gratis
Akhatam
Moga-moga betmen dan supermen ke indonesia...
BalasHapusFauzan NR [fhom.blogspot.com ]
semoga pelakunya cepat tertangkap............
BalasHapussalam
Musik Gratis
Catatan : Berikan komentar sewajarnya, cermin seseorang dapat dilihat dari ucapannya.